Media
sosial sudah tak asing lagi di telinga setiap orang, media daring ini dengan
mudah membuat para penggunanya dapat berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan
isi blog, jejaring sosial, wiki, forum, & dunia virtual. Tak ayal produk
kecanggihan teknologi ini menyumbang dampak cukup tinggi terhadap masyarakat
dunia.
Bagi
seorang konten kreator hal ini bisa dijadikan panggung dan pasar besar untuk
menyajikan berbagai konten hiburan & media promosi yang dapat dikonsumsi publik secara mudah,
efektif dan efisien. Sebut saja Youtube, Instagram, Twitter & Facebook
merupakan platform berbagi yang
paling banyak penggunanya.
Banyak
sekali orang-orang yang sudah terbilang sukses menjadi Influencer karena media sosial. Ada yang mulai merintis dari nol,
bahkan ada juga yang dengan cepat terkenal & viral hanya karena menyuguhkan
aksi konyol, kebodohan, konflik serta beragam perilaku tidak terpuji yang
sangat tidak bermanfaat. Kita akan dengan mudah menyebutkan siapa saja sosok
dibalik konten prank yang meresahkan & membuat geram. Kita akan langsung terbayang kepada para influencer
kontroversial karena beragam aksi konyol, kata-kata kasar & kotor ataupun
penampilan nyentrik yang mengundang mulut netizen
untuk berkomentar.
Sebagian
dari kita mungkin bertanya-tanya, kenapa hal-hal seperti itu justru lebih laku
dipasaran dibandingkan dengan orang-orang dibalik konten yang memperluas
wawasan, menyebarkan nilai-nilai positif & beragam konten inovasi untuk
menumbuhkan produktivitas yang positif pula.
Faktanya
sudah dari zaman dahulu manusia itu senang menonton keributan, perkelahian
& kehebohan yang sensasional. Sebut saja Flavian Amphitheatre yang terletak di kota kecil Roma, Italia. Didirikan
sebagai lokasi pertunjukan, terutama pertandingan gladiator di masa Romawi
Kuno. Para Gladiator bertarung dengan sesama gladiator, dengan binatang buas,
& narapidana. Tentu saja setiap pertunjukkan tak pernah sepi penonton.
Sama
saja dengan saat ini media sosial
menjadi panggung pertunjukkan bagi orang-orang yang mencari sensasi
dengan aksi-aksinya untuk mencari keuntungan & pecapaian popularitas yang
diinginkan.
Pernahkah
kalian mendengar atau membaca kalimat ini “nggak apa-apa kalian suci & aku
penuh dosa, yang penting aku lebih kaya dari kalian semua”. Wow dari saya. Selama dirinya menjadi pusat perhatian maka
prinsip mereka cuma satu “be yourself”
even universe against you!.
Comments
Post a Comment